Selasa, 09 Juli 2019

Sejarah Kebudayaan Yogyakarta - PANAHAN (Bp.Kris Panahan)

Sejarah Kebudayaan Yogyakarta



(Bpk. KRIS Panahan) - Kali ini kita akan membahas JEMPARINGAN, panahan-tradisional dari Kasultanan Mataram Yogyakarta.

Seperti sebagian besar orang tahu, hampir tiap negara (terutama pada jaman dulu) pasti mengenal yg namanya panahan. Ada yg memanah dengan posisi berdiri, berkuda jongkok, dll.

Nah di Jogjakarta juga ada seni memanah tradisional, yg posisinya WAJIB memanah dengan duduk bersila. Namanya jemparingan mataraman..


Jemparingan Mataraman Piala Raja HB :

Jemparingan Modern / modifikasi, posisi busur-gendhewa diagonal
k
***
K
Jemparingan Mataraman yg CARA LAMA, warisan  Sri Sultan Hamengku Buwana I, posisi busur gendhewanya HORISONTAL, memanah TANPA dibidik / nginceng dg mata, melainkan menggunakan MATA HATI / rasa.
K
Jemparingan gaya Mataraman Karaton Yogyakarta
k
Jemparingan Mataram sekarang terbuka untuk dipelajari UMUM. Masyarakat sekarang juga boleh gladhen (latihan-bersama) di plataran Kagungan dalem Bangsal kemandungan, tiap Sabtu sore

# Berlatih Jemparingan Mataram

Panahan, atau dalam bahasa krama-hinggil disebut : JEMPARINGAN, sudah dikenal sejak jaman Mataram Hindu, Mataram Islam, dan era sekarang Mataram karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Lingkupnya masih di dalam karaton, kasunanan, maupun kadipaten (Mangkunegaran, Pakualaman)

Ada hal menarik, jemparingan mataram ini di beberapa daerah ada yg menyebutnya jegulan, undlup, dll. Hal ini wajar dan bersifal lokal saja, mengingat karaton Ngayogyakarta sendiri baru beberapa waktu ini MEMBUKA DIRI, sedangkan di luaran, masyarakat sudah sejak kakek/orang-tuanya pernah berlatih panahan / jemparingan.

Di karaton Yogyakarta, jemparingan mataram sudah diajarkan di sekolah TAMANAN, untuk putra-putri Sultan dan kalangan keluarga pejabat tinggi karaton, tahun 1757.

Bebeapa tahun kemudian dibuat sekolah Srimanganti di karaton Yogyakarta, untuk keluarga pegawai menengah dan bawah.

Di luar karaton, masyarakat yg melihat para sentana & prajurit berlatih panahan, akhirnya meniru tentunya dg istilah dan kreatifitas masing-masing. Sasarannya pun tidak selalu bandul (wong-wong.an) tapi ada yg bola digantung, jeruk bali, boneka seperti memedi-sawah, dan lain sebagainya

# Bandul jemparingan mataram


Di karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, sasaran panahan disebut wong–wong.an : ada mustaka (kepala) di cat warna merah, jangga (leher) berwarna kuning, badan warna putih, DAN di bawah bandul wong-wongan dipasang bola yg disebut : pocong (bahasa krama-hinggil untuk pantat)

# Waktu gladhen Jemparingan Mataram

Para abdi dalem karaton Ngayogyakarta hadiningrat rutin berlatih jemparingan mataram di plataran Kagungan Dalem Bangsal Kemandungan tiap hari Selasa sore.

Selain hari Selasa, gladhen (latihan bersama) khusus para abdi dalem juga dilaksanakantiap hari KAMIS Pon, untuk memperingati berdirinya karaton Ngayogyakarta Hadiningrat

Juga RUTIN setiap hari Sabtu Pahing, diadakan gladhen jemparingan mataram ISTIMEWA 25 rambahan, memperingati hari lahir (wiyosan dalem) Sri Sultan Hamengku Buwana ke IX

# Pakaian Jemparingan Mataram

Untuk gladhen di plataran Kemandungan, atasan : kaos olahraga, bawahan : celana training olahraga.


Jemparingan Langenastro kie APA? www.JEMPARINGAN.COM

Jemparingan.Com  .  Jemparingan adalah permainan panahan-tradisional yang banyak digemari warga Jogja. Busur & anak-panahnya dari kayu ...